HAHBA ATIM-Madat -- Hidup sebatangkara di usia senja sungguh sangat tidak menyenangkan. Beginilah kisah nyata seorang kakek bernama, Hermansyah Musa. Warga Desa Tanjong Minje, Kecamatan Madat, Aceh Timur, ini menjalani kehidupan sebatang kara, padahal ia memiliki anak dan saudara. Yang lebih pilu lagi, ia dirawat di rumah sakit seorang diri, tanpa ada yang menemaninya.
Walau bagaimanapun, orang tua itu jalan kita menuju ke surga. Berbaktilah kepada kedua orang tua. Jangan sekali-kali durhaka. Ridha Allah adalah ridha orang tua, murka Allah adalah murkanya orang tua.
Ironis memang, di usia senja hampir menginjak 63 tahun, ia diduga di terlantarkan pihak saudara dan keluarganya. Kakek renta ini akhirnya memilih tinggal dan menjalani hidup di pinggir jalan Medan-Banda Aceh, di hadapan SPBU, Desa Tanjung Minjey, Kecamatan Madat, Aceh Timur.
"Baru aja, dua hari lalu, kita dengar kabar, dia di rawat di RS Graha Bunda Idi Rayeuk tanpa ada yang mendampinginya," kata Kabid Rehabsos, Dinas Sosial Aceh Timur, Iskandar, S.Kom, Rabu (15/7).
Di usianya yang sudah lebih setengah abad itu, Kakek Hermansyah Musa, dalam kondisi tubuh tidak sehat dan sakit-sakitan. Ia sudah beberapa kali dirawat di RSUD Idi dan pernah dirujuk ke RSUD Banda Aceh.
Karena kondisi tubuh Kakek Hermansyah Musa tidak sehat, lalu pihak Dinsos Aceh Timur berinisiatif membawanya ke RSUD dr Zubir Mahmud, Idi Rayeuk untuk dirawat. Seminggu setelah dirawat di rumah sakit, kondisi kakek yang malang inipun membaik. "Kemudian Tanggal 28 Nopember 2019, pihak Dinsos membawanya ke Panti Jompo Banda Aceh," ungkap Kabid Rehabsos, Iskandar.
Selanjutnya, ia dipulangkan ke Aceh Timur karena mengalami sakit, kemudian pihak desa merawatnya. Kakek Hermansyah Musa kembali sakit pada Juli 2020, dan kembali dirawat inap di Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk, Aceh Timur.
Mirisnya, anak kandung dan juga saudara-saudaranya yang mengetahui akan kondisi kakek Hermasnsyah ini, tidak memperdulikannya. Memang sangat disayangkan, tidak ada rasa iba sedikitpun dari anak dan saudaranya terhadap seorang kakek di akhir-akhir masa hidupnya..
Menurut cerita salah seorang perawat di RS Graha Bunda, kata Iskandar, tidak ada satupun keluarga yang menjaga atau mendampingi Kakek Hermansyah Musa, selama ia menjalani perawatan di RS Graha Bunda.
Walaupun ia menggeluti penyakitnya sendirian, namun cukup sabar menghadapi cobaan hidup. Ia hanya bisa pasrah menjalani akhir-akhir hidupnya, dan mungkin ia tahu kalau nasib yang dideritanya itu akan menghapuskan dosa-dosa selama hidupnya. Belas kasih hanya bisa diharapkan dari para perawat di rumah sakit yang sering menjenguk ke kamarnya sembari memeriksa serta memberinya obat.
Dalam kondisi demikian, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Aceh Timur, Ir Elfiandi, S.P1, melalui Kabid Rehabsos, Iskandar, S.Kom, menjenguk Kakek Hermansyah Musa yang dirawat seorang diri, tampa ada satupun pihak anak dan keluarganya yang mendampinginya.
Kakek malang tersebut ditempatkan pada sebuah kamar khusus sendiri. Ketika itu keaadaan kakek Herman terbaring seorang diri di ruangan berbau persing, mungkin karena buang air kecil dan buang air besar di tempat tersebut," kata Iskandar saat berkunjung ke RS Graha Bunda.
Sementara itu, Camat Madat, Muktarudin, yang akhirnya mengtahui kondisi kakak tersebut, melakukan musyawarah guna mencari solusi. Hasilnya, kakek Hermansyah dikembalikan atau diserahkan kepada anak kandungnya untuk dirawat dengan baik. Anak kandungnya dimaksud setelah menikah, menetap di Aceh Utara.
Walau bagaimanapun, orang tua adalah jalan kita menuju ke surga, berbaktilah kepada kedua orang tua. Jangan sekali-kali durhaka. Ridha Allah adalah ridha orang tua, murka Allah adalah murkanya orang tua," begitu disampaikan Camat Madat, Muktarudin, Rabu (15/7), saat proses penyerahan Kakek Hermansyah Musa, kepada anak kandungnya.
Atas hasil mesyawarah dimaksud, pihak Dinsos Aceh Timur, menjemput kembali Kakek Hermansyah untuk diserahkan kepada anaknya. Kakek malang ini kita serahkan kepada camat Madat untuk selanjutnya di serahkan kepada anak kandungnya, supaya menjaga dan merawat orang tuanya, agar tidak diterlantarkan lagi. "Penyerahan yang dilakukan Camat Madat kepada anak kandungnya, disaksikan kepala desa setempat beserta mukim dan Bhabinsa," tutur Kabid Dinsos Iskandar.(*)HAHBA ATIM-Madat -- Hidup sebatangkara di usia senja sungguh sangat tidak menyenangkan. Beginilah kisah nyata seorang kakek bernama, Hermansyah Musa. Warga Desa Tanjong Minje, Kecamatan Madat, Aceh Timur, ini menjalani kehidupan sebatang kara, padahal ia memiliki anak dan saudara. Yang lebih pilu lagi, ia dirawat di rumah sakit seorang diri, tanpa ada yang menemaninya.
Walau bagaimanapun, orang tua itu jalan kita menuju ke surga. Berbaktilah kepada kedua orang tua. Jangan sekali-kali durhaka. Ridha Allah adalah ridha orang tua, murka Allah adalah murkanya orang tua.
Ironis memang, di usia senja hampir menginjak 63 tahun, ia diduga di terlantarkan pihak saudara dan keluarganya. Kakek renta ini akhirnya memilih tinggal dan menjalani hidup di pinggir jalan Medan-Banda Aceh, di hadapan SPBU, Desa Tanjung Minjey, Kecamatan Madat, Aceh Timur.
"Baru aja, dua hari lalu, kita dengar kabar, dia di rawat di RS Graha Bunda Idi Rayeuk tanpa ada yang mendampinginya," kata Kabid Rehabsos, Dinas Sosial Aceh Timur, Iskandar, S.Kom, Rabu (15/7).
Di usianya yang sudah lebih setengah abad itu, Kakek Hermansyah Musa, dalam kondisi tubuh tidak sehat dan sakit-sakitan. Ia sudah beberapa kali dirawat di RSUD Idi dan pernah dirujuk ke RSUD Banda Aceh.
Karena kondisi tubuh Kakek Hermansyah Musa tidak sehat, lalu pihak Dinsos Aceh Timur berinisiatif membawanya ke RSUD dr Zubir Mahmud, Idi Rayeuk untuk dirawat. Seminggu setelah dirawat di rumah sakit, kondisi kakek yang malang inipun membaik. "Kemudian Tanggal 28 Nopember 2019, pihak Dinsos membawanya ke Panti Jompo Banda Aceh," ungkap Kabid Rehabsos, Iskandar.
Selanjutnya, ia dipulangkan ke Aceh Timur karena mengalami sakit, kemudian pihak desa merawatnya. Kakek Hermansyah Musa kembali sakit pada Juli 2020, dan kembali dirawat inap di Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk, Aceh Timur.
Mirisnya, anak kandung dan juga saudara-saudaranya yang mengetahui akan kondisi kakek Hermasnsyah ini, tidak memperdulikannya. Memang sangat disayangkan, tidak ada rasa iba sedikitpun dari anak dan saudaranya terhadap seorang kakek di akhir-akhir masa hidupnya..
Menurut cerita salah seorang perawat di RS Graha Bunda, kata Iskandar, tidak ada satupun keluarga yang menjaga atau mendampingi Kakek Hermansyah Musa, selama ia menjalani perawatan di RS Graha Bunda.
Walaupun ia menggeluti penyakitnya sendirian, namun cukup sabar menghadapi cobaan hidup. Ia hanya bisa pasrah menjalani akhir-akhir hidupnya, dan mungkin ia tahu kalau nasib yang dideritanya itu akan menghapuskan dosa-dosa selama hidupnya. Belas kasih hanya bisa diharapkan dari para perawat di rumah sakit yang sering menjenguk ke kamarnya sembari memeriksa serta memberinya obat.
Dalam kondisi demikian, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Aceh Timur, Ir Elfiandi, S.P1, melalui Kabid Rehabsos, Iskandar, S.Kom, menjenguk Kakek Hermansyah Musa yang dirawat seorang diri, tampa ada satupun pihak anak dan keluarganya yang mendampinginya.
Kakek malang tersebut ditempatkan pada sebuah kamar khusus sendiri. Ketika itu keaadaan kakek Herman terbaring seorang diri di ruangan berbau persing, mungkin karena buang air kecil dan buang air besar di tempat tersebut," kata Iskandar saat berkunjung ke RS Graha Bunda.
Sementara itu, Camat Madat, Muktarudin, yang akhirnya mengtahui kondisi kakak tersebut, melakukan musyawarah guna mencari solusi. Hasilnya, kakek Hermansyah dikembalikan atau diserahkan kepada anak kandungnya untuk dirawat dengan baik. Anak kandungnya dimaksud setelah menikah, menetap di Aceh Utara.
Walau bagaimanapun, orang tua adalah jalan kita menuju ke surga, berbaktilah kepada kedua orang tua. Jangan sekali-kali durhaka. Ridha Allah adalah ridha orang tua, murka Allah adalah murkanya orang tua," begitu disampaikan Camat Madat, Muktarudin, Rabu (15/7), saat proses penyerahan Kakek Hermansyah Musa, kepada anak kandungnya.
Atas hasil mesyawarah dimaksud, pihak Dinsos Aceh Timur, menjemput kembali Kakek Hermansyah untuk diserahkan kepada anaknya. Kakek malang ini kita serahkan kepada camat Madat untuk selanjutnya di serahkan kepada anak kandungnya, supaya menjaga dan merawat orang tuanya, agar tidak diterlantarkan lagi. "Penyerahan yang dilakukan Camat Madat kepada anak kandungnya, disaksikan kepala desa setempat beserta mukim dan Bhabinsa," tutur Kabid Dinsos Iskandar.(*)