HABAACEHTIMUR -Tidak semua orang mampu menyelam dan berburu ikan di dasar air, tetapi tidak dengan warga Bukit Cinta Desa Peunaron Baru, kecamatan Peunaron, warga yang mumpuni kerap berburu ikan dan udang di sungai Pereulak dengan alat tradisional.
Menyelam menggunakan kaca sebagai alat bantu penglihatan di dasar air dengan sebuah tombak kayu yang di lengkapi besi dan karet yang ikut di bawa saat menyelam, Sahidir Ali, Usman, Misno dan Medi juga memiliki kemampuam mumpuni berburu ikan dan Udang Gala.
"Sulit kalau ga biasa, karena kita harus mengatur napas, harus mampu membedakan objek buruan, karena di dasar air udang dan ikan mampu berkamuflase dengan warna benda yang di dasar air, kata Sahidir Minggu (7/3/2021)
"Didasar air kan banyak ranting dan lubang lubang kayu, nah ikan dan udang itu sering berada di dalam lubang dan selah-selah kayu, kalau dalam air biasa kita mampu menyelam kedalaman 5 sampai 7 meter, kalau dalam lagi telinga kita sakit, jelas Misno
Kegiatan berburu atau sering kami sebut (nyimpel) ini hanya kita lakukan saat musim kemarau, karena saat itu tidak hujan jadi air sungai jernih, biasanya mulai Februari hingga Juni, kata Sahidir
Disebutkan jika menyelam itu biasa tidak pernah sendiri karena aliran sungai Pereulak lokasi kita menyelam juga di huni Buaya.
"Hasil tangkapan kadang lumayan, kalau kita konsumsi tak habis kita jual, jika Udang Gala mencapai 120 ribu perkilo, ini yang super sekilonya hanya 6 ekor, jika ikan ada yang hanya 30 ribu perliko, kata Sahidir
Kegiatan berburu ikan dengan menggunakan alat tradiasional ini adalah warisan dari budaya nenek moyang, cara bertahan hidup, (survive) jadi jika bisa di daftarkan dalam arsip kekayaan kebudayaan bahwa ini harus dirawat, karena dengan berburu ini tidak merusak potensi keanekarangaman hayati di daerah kita.
"Ya itu adalah identitas kita, tegas Sahidir.(Ardi)